Sabtu, 08 November 2014



INTERAKSI SOSIAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial
Dosen pengampu : Sutipyo R, S. Ag; M. Si


Disusun oleh :
Aziz Imam Arifin                    11.01.1348
Nur Syahid Jun Hamdah        11.01.13
Maryati                                    11.01.13
Teguh cahyana                        11.01.1396

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN DIRASAT ISLAMIYAH
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
2014

KATA PENGANTAR


 

Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Tidak lupa sholawat serta salam kami curahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Dan sungguh berkat limpahan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Interaksi Sosial ini demi memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terimakasih, khususnya kepada bapak Sutipyo R, S.Ag; M.Si selaku dosen pembina kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.


                                                                                        Wates, 16 November  2014



Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................        i
KATA PENGANTAR............................................................................        ii
DAFTAR ISI..........................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah...............................................................        1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................        1
C.     Tujuan Penulisan.........................................................................        2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Interaksi Sosial..........................................................        3
B.     Ciri-Ciri Interaksi Sosial..............................................................        4
C.     Fungsi InteraksiSosial.................................................................        5
D.    Tujuan Interaksi Sosial................................................................        6
E.     Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial..................................        7
F.      Syarat terjadinya Interaksi Sosial................................................        9
G.    Bentuk dan Sifat Interaksi Sosial................................................        10
BAB III PENUTUP
a)      Kesimpulan..................................................................................        12
b)      Saran............................................................................................        14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................        15


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar belakang masalah
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu dengan individu. Individu dengan kelompok. Kelompok dengan kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.[1]
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.
B.            Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud interaksi sosial?
2.        Apa fungsi interaksi sosial?
3.          Apa saja faktor yang mempengaruhi interaksi sosial?


C.           Tujuan Penulisan
1.        Agar mahasiswa mengetahui pengertian  interaksi sosial
2.        Agar mahasiswa mengetahui fungsi interaksi sosial
3.         Agar mahasiswa mengetahui  faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
















BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam proses-proses sosial di masyarakat.[2]
1.         Interaksi antara individu dengan individu
Adalah individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan atau respon.
2.         Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
3.         Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.[3]

B.            Ciri-ciri Interaksi Sosial
Sistem sosial dalam masyarakat akan membentuk suatu pola hubungan sosial yang relatif baku/tetap, apabila interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu relatif lama dan diantara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti ini dapat dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasi interaksi sosial adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat, adanya kesesuaian dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yang berlaku dan dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
  1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
  2. Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver).
  3. Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan penerima.
  4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut. Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima.
Arah Komunikasi dalam Interaksi Sosial Menurut Gibson desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :
1.      Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi seperti kebijakan pimpinan, instansi/memoresmi.
2.      Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak saran, pertemuan kelompok dan prosedur keluhan.
3.      Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.
4.      Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang bersifat melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi.
C.           Fungsi Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial yang bertentuk kerjasama atau kooperatif (asosiatif) mempunyai fungsi positif antara lain:
a.         Proses pencapaian tujuan hidup individu atau kelompok lebih mudah terwujud;
b.        Mendorong terwujudnya pola kehidupan individu atau kelompok secara integratif;
c.         Setiap individu dapat meningkatkan kualitas beragam peran sosial dalam kehidupan kelompok;
d.        Mendorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu dalam proses-sproses sosialnya; dan
e.         Mendorong lahirnya beragam inovasi di berbagai bidang menuju masyarakat madani (masyarakat beradab).[4]
Dalam batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk persaingan atau kompetisi (dissosiatif) mempunyai fungsi positif, antara lain:
a.         Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif;
b.        Sebagai media tersalurkannya keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian secara baik oleh mereka yang bersaing;
c.         Merupakan alat untuk menempatkan individu pada status dan peran yang sesuai dengan kemampuan/ keahliannya; dan
d.        Sebagai alat menjaring para individu atau kelompok yang akhirnya menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
Demikian juga, dalam batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk konflik (dissosiatif) mempunyai fungsi positif, yaitu:
a.         Dapat mendorong terjadinya perubahan pola perilaku seseorang atau kelompok ke arah yang lebih baik;
b.        Dapat mendorong terjadinya atau terbangunnya solidaritas ingroup dalam kehidupan kelompok; dan
c.         Dapat mendorong lahirnya karya demi karya yang lebih inovatif atau lebih maju.[5]
D.           Tujuan Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan faktor paling kunci dalam proses-proses sosial. Diantara tujuan seseorang melakukan interaksi sosial antara lain:
a.         Untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan tertentu, baik yang bersifat individu atau kelompok;
b.        Untuk proses pemenuhan aneka kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial atau pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik;
c.         Untuk meningkatkan kualitas kompetensi diri dalam berbagai aspek kehidupan sosial di masyarakat;
d.         Untuk membangun solidaritas ingroup atau outgroup dalam kehidupan sosial di masyarakat; dan
e.          Dalam rangka mendapat masukan atau media evaluai diri atau refleksi diri tentag pola perilaku yang telah di lakukan dalam proses-proses social.[6]
Dalam rangka mewujudkan tujuan interaksi sosial tersebut, maka setiap individu selama proses interaksi sosial harus berdasarkan kepada nilai, norma sosial yang berlaku dalam kelompoknya atau masyarakatnya.
Nilai adalah sesuatu yang diagungkan, dianggap baik, dan dijadikan sebagai pedoman berperiku.
Menurut Notonegoro ada tiga macam nilai, yaitu :
a.         Nilai material (segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia);
b.        Nilai vital (segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas hidup); dan
c.         Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian terdiri atas empat macam, yaitu:
1)        Nilai kebenaran (kenyataan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur akal manusia (rasio, budi, dan cipta);
2)        Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber pada unsur perasaan manusia (estetika);
3)        Nilai moral (kebaikan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur, kehendak, atau kemauan (karsa dan etika); dan
4)        Nilai religius, yaitu nilai ketuhanan yang tertinggi, mutlak, dan abadi.
Sedangkan norma adalah seperangkat aturan (tertulis dan tidak tertulis), yang mengatur pola kehidupan dan interaksi seseorang dalam rangka pemenuhan beragam kebutuhan hidup.
Fungsi nilai dan norma bagi kehidupan bermasyarakat adalah:
a.         Menetapkan harga sosial seseorang dalam kelompok. Dengan nilai dapat menunjukkan seseorang berada pada pelapisan sosial tertentu di masyarakat;
b.        Membentuk cara berpikir dan berperilaku secara ideal dalam masyarakat;
c.        Nilai-norma dapat menjadi faktor penentu yang terakhir bagi manusia dalam menjalankan peranan sosial;
d.       Nilai-norma sebagai alat pengawas dan pengontrol serta daya ikat tertentu agar seseorang berbuat baik bagi kehidupan;
e.        Nilai-norma sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama; dan
Nilai-norma menjadi abstraksi (gambaran) pola perilaku masyarakat.
E.            Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial
1.      Faktor Internal
a.         Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
b.         Dorongan untuk memenuhi kebutuhan Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
c.         Dorongan untuk mempertahankan hidup Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas.
d.        Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
2.        Faktor Eksternal
a.         Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
b.         Identifikasi
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
c.         Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
d.        Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
e.         Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
f.          Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.[7]

F.            Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial yang pokok ada 3 yaitu :
1.             Kontak Sosial
Merupakan awal dari terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak saling berinteraksi meskipun tidak saling bersentuhan secara fisik. Jadi kontak tidak harus selalu berkomunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa macam kontak sosial yaitu :
a)      Menurut cara yang dilakukan
Kontak langsung dan kontak tidak langsung.
b)      Menurut proses terjadinya/tingkat hubungannya
Kontak primer dan kontak sekunder.
c)      Menurut sifat
Kontak positif dan kontak negatif.
2.             Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan maksud untuk dapat dipahami. Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung.
3.             Tindakan Sosial
Adalah tindakan yang mempengaruhi individu yang mempengaruhi individu lain dalam masyarakat dan merupakan tindakan bermakna yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan orang lain. Berdasarkan cara dan tujuan yang akan dilakukan, maka tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
a)             Tindakan rasional instrumental
Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.
b)             Tindakan rasional berorientasi nilai
Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.
c)              Tindakan tradisional
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan kebiasaan.
d)            Tindakan efektif
Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi dalam diri pelaku.

G.           Bentuk dan Sifat Interaksi Sosial
Dalam proses interaksi sosial menghasilkan 2 bentuk yaitu proses sosial asosiatif dan disosiatif.
1.        Proses/interaksi Sosial Asosiatif
Adalah proses sosial yang membawa ke arah persatuan dan kerja sama. Proses ini disebut juga sebagai proses yang positif. Beberapa proses sosial yang bersifat asosiatif adalah :
a)         Akulturasi (acculturation)
Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan asing/kebudayaan lain tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
b)        Asimilasi
Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat perbedaan kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada proses saling menyesuaikan, ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.
c)         Kerja sama (cooperation)
Merupakan bentuk yang paling utama dalam proses interaksi sosial karena interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang/kelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.
d)        Akomodasi
Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk meredakan atau memecahkan konflik dalam rangka mencapai kestabilan.

2.             Proses/interaksi sosial disosiatif
Merupakan interaksi sosial yang membawa ke arah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif yaitu :
a.       Konflik Sosial/pertentangan
Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih, maupun kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
b.        Persaingan (competition)
Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa ancaman/kekerasan.
c.         Kontrovensi
Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara persaingan dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak senang, baik secara terbuka/sembunyi-sembunyi.




BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat kita simpulkan bahwa:
1.        Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antar individu, individu dengankelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam proses-proses sosial di masyarakat. Hubungan timbal balik tersebut disertai dengan adanya kontak sosial dan komunikasi.  
2.        Proses interaksi sosial yang bertentuk kerjasama atau kooperatif (asosiatif) mempunyai fungsi positif antara lain:
a.       Proses pencapaian tujuan hidup individu atau kelompok lebih mudah terwujud;
b.      Mendorong terwujudnya pola kehidupan individu atau kelompok secara integratif;
c.       Setiap individu dapat meningkatkan kualitas beragam peran sosial dalam kehidupan kelompok;
d.      Mendorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu dalam proses-sproses sosialnya; dan
e.       Mendorong lahirnya beragam inovasi di berbagai bidang menuju masyarakat madani (masyarakat beradab).
3.        Faktor-faktor pendorong interaksi sosial
Faktor Internal
a.         Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
b.         Dorongan untuk memenuhi kebutuhan Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
c.         Dorongan untuk mempertahankan hidup Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas.
d.        Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
Faktor Eksternal
a.         Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
b.         Identifikasi
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
c.         Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
d.        Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
e.         Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
f.          Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.
B.            Saran
Kita sebagai manusia biasa tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain, dan jangan mempunyai anggapan bahwa kita tidak akan pernah membutuhkan bantuan orang lain.
Oleh karena itu marilah kita sama – sama, bahu – membahu dengan saling membantu antar sesama dalam menghadapi kehidupan ini.



















DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknolog,. Bandung : Yasindo Multi Aspek.  2007.
Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. Perspektif Sosial Budaya, Bandung: UPI PRESS. 2007.
Hermawan, Ruswandi dkk. Perkembangan Masyarakat dan Budaya, Bandung : UPI PRESS. 2006.
Kuswanto dan Bambang Siswanto. Sosiolog, Solo: Tiga Serangkai. 2003.
Sugiyo. 2006. Psikologi Sosial, Semarang: Universitas Negeri Semarang. 2006.



[2] Ridwan Effendi dan Elly Malihah, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, (Bandung: Yasindo Multi Aspek, 2007), hal. 14.
[3] Kuswanto dan Bambang Siswanto, Sosiologi,  (Solo: Tiga Serangkai, 2003) hal. 21-22.
[4] Ruswandi Hermawan dan Kanda Rukandi, Perspektif Sosial Budaya, (Bandung: UPI PRESS, 2007), hal. 56.
[5] Sugiyo,  Psikologi Sosial, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006), hal. 144-145.
[6] Ruswandi Hermawan dkk,  Perkembangan Masyarakat dan Budaya, (Bandung : UPI PRESS, 2006), hal. 24.