INTERAKSI SOSIAL
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial
Dosen pengampu
: Sutipyo R,
S. Ag; M. Si
Disusun oleh :
Aziz Imam Arifin 11.01.1348
Nur Syahid Jun Hamdah 11.01.13
Maryati 11.01.13
Teguh cahyana 11.01.1396
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN DIRASAT ISLAMIYAH
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan
isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada dibumi
sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Tidak lupa sholawat serta salam
kami curahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Dan sungguh berkat limpahan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Interaksi Sosial
ini demi memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terimakasih, khususnya
kepada bapak Sutipyo R, S.Ag; M.Si selaku dosen pembina
kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi
yang bermanfaat bagi semua pihak.
Wates, 16 November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah............................................................... 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Interaksi Sosial.......................................................... 3
B.
Ciri-Ciri Interaksi Sosial.............................................................. 4
C.
Fungsi InteraksiSosial................................................................. 5
D.
Tujuan Interaksi Sosial................................................................ 6
E.
Faktor-Faktor Pendorong Interaksi
Sosial.................................. 7
F.
Syarat terjadinya Interaksi Sosial................................................ 9
G.
Bentuk dan Sifat Interaksi Sosial................................................ 10
BAB III PENUTUP
a)
Kesimpulan.................................................................................. 12
b)
Saran............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
masalah
Interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih
dari satu. Individu dengan individu. Individu dengan kelompok. Kelompok dengan kelompok dll. Contoh guru
mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok.
Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.[1]
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial
meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati
Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami
perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang
luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada
juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang
yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu
dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada
waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud interaksi sosial?
2.
Apa fungsi interaksi sosial?
3.
Apa
saja faktor yang mempengaruhi interaksi sosial?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Agar mahasiswa mengetahui pengertian interaksi sosial
2.
Agar mahasiswa mengetahui fungsi interaksi sosial
3.
Agar mahasiswa mengetahui faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Interaksi
Sosial
Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik antar individu, individu dengan kelompok,
dan kelompok dengan kelompok dalam proses-proses sosial di masyarakat.[2]
1.
Interaksi antara individu dengan individu
Adalah individu yang satu memberikan
pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya dan sebaliknya, individu
yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan atau respon.
2.
Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi
sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru
yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang
penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam
ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa ada
saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
3.
Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok
dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada
kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu
kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.[3]
B.
Ciri-ciri Interaksi Sosial
Sistem sosial dalam masyarakat akan
membentuk suatu pola hubungan sosial yang relatif baku/tetap, apabila interaksi
sosial yang terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu relatif lama dan diantara
para pelaku yang relatif sama. Pola seperti ini dapat dijumpai dalam bentuk
sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasi interaksi sosial adalah
tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat, adanya kesesuaian dan
berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yang berlaku dan dapat
disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
- Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver).
- Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan penerima.
- Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut. Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima.
Arah Komunikasi dalam Interaksi
Sosial Menurut Gibson desain organisasi harus memungkinkan terjadinya
komunikasi 4 arah yang berbeda :
1. Komunikasi ke bawah (down ward
communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat
bawah dalam sebuah organisasi seperti kebijakan pimpinan, instansi/memoresmi.
2. Komunikasi keatas (up ward
communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat bawah ke tingkat
atas sebuah organisasi seperti kotak saran, pertemuan kelompok dan prosedur
keluhan.
3. Komunikasi horizontal (horizontal
communication) adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam
organisasi.
4. Komunikasi diagonal (diagonal
communication) adalah komunikasi yang bersifat melintasi fungsi dan tingkatan
dalam organisasi.
C.
Fungsi
Interaksi Sosial
Proses
interaksi sosial yang bertentuk kerjasama atau kooperatif (asosiatif) mempunyai
fungsi positif antara lain:
a.
Proses
pencapaian tujuan hidup individu atau kelompok lebih mudah terwujud;
b.
Mendorong
terwujudnya pola kehidupan individu atau kelompok secara integratif;
c.
Setiap
individu dapat meningkatkan kualitas beragam peran sosial dalam kehidupan
kelompok;
d.
Mendorong
terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu dalam proses-sproses
sosialnya; dan
e.
Mendorong
lahirnya beragam inovasi di berbagai bidang menuju masyarakat madani
(masyarakat beradab).[4]
Dalam
batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk persaingan atau kompetisi
(dissosiatif) mempunyai fungsi positif, antara lain:
a.
Menyalurkan
keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif;
b.
Sebagai
media tersalurkannya keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu
masa menjadi pusat perhatian secara baik oleh mereka yang bersaing;
c.
Merupakan
alat untuk menempatkan individu pada status dan peran yang sesuai dengan
kemampuan/
keahliannya; dan
d.
Sebagai alat
menjaring para individu atau kelompok yang akhirnya menghasilkan pembagian
kerja yang efektif.
Demikian
juga, dalam batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk konflik
(dissosiatif) mempunyai fungsi positif, yaitu:
a.
Dapat mendorong terjadinya perubahan pola perilaku seseorang
atau kelompok ke arah yang lebih baik;
b.
Dapat mendorong terjadinya atau terbangunnya solidaritas
ingroup dalam kehidupan kelompok; dan
c.
Dapat mendorong lahirnya karya demi karya yang lebih
inovatif atau lebih maju.[5]
D.
Tujuan
Interaksi Sosial
Interaksi
sosial merupakan faktor paling kunci dalam proses-proses sosial. Diantara
tujuan seseorang melakukan interaksi sosial antara lain:
a.
Untuk
mewujudkan cita-cita atau tujuan tertentu, baik yang bersifat individu atau
kelompok;
b.
Untuk proses
pemenuhan aneka kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial atau pemenuhan kebutuhan
fisik dan non fisik;
c.
Untuk
meningkatkan kualitas kompetensi diri dalam berbagai aspek kehidupan sosial di
masyarakat;
d.
Untuk
membangun solidaritas ingroup atau outgroup dalam kehidupan sosial di
masyarakat; dan
e.
Dalam rangka
mendapat masukan atau media evaluai diri atau refleksi diri tentag pola
perilaku yang telah di lakukan dalam proses-proses social.[6]
Dalam rangka mewujudkan tujuan
interaksi sosial tersebut, maka setiap individu selama proses interaksi sosial
harus berdasarkan kepada nilai, norma sosial yang berlaku dalam kelompoknya
atau masyarakatnya.
Nilai adalah sesuatu yang
diagungkan, dianggap baik, dan dijadikan sebagai pedoman berperiku.
Menurut
Notonegoro ada tiga macam nilai, yaitu :
a.
Nilai material (segala sesuatu yang berguna bagi jasmani
manusia);
b.
Nilai vital (segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas hidup); dan
c.
Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia. Nilai kerohanian terdiri atas empat macam, yaitu:
1)
Nilai kebenaran (kenyataan), yaitu nilai yang bersumber pada
unsur akal manusia (rasio, budi, dan cipta);
2)
Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber pada unsur
perasaan manusia (estetika);
3)
Nilai moral (kebaikan), yaitu nilai yang bersumber pada
unsur, kehendak, atau kemauan (karsa dan etika); dan
4)
Nilai religius, yaitu nilai ketuhanan yang tertinggi,
mutlak, dan abadi.
Sedangkan norma adalah seperangkat
aturan (tertulis dan tidak tertulis), yang mengatur pola kehidupan dan
interaksi seseorang dalam rangka pemenuhan beragam kebutuhan hidup.
Fungsi nilai
dan norma bagi kehidupan bermasyarakat adalah:
a.
Menetapkan
harga sosial seseorang dalam kelompok. Dengan nilai dapat menunjukkan seseorang
berada pada pelapisan sosial tertentu di masyarakat;
b.
Membentuk cara berpikir dan berperilaku secara ideal dalam masyarakat;
c.
Nilai-norma dapat menjadi faktor penentu yang terakhir bagi manusia
dalam menjalankan peranan sosial;
d.
Nilai-norma sebagai alat pengawas dan pengontrol serta daya ikat tertentu
agar seseorang berbuat baik bagi kehidupan;
e.
Nilai-norma sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok untuk
mencapai tujuan bersama; dan
Nilai-norma
menjadi abstraksi (gambaran) pola perilaku masyarakat.
E.
Faktor-faktor Pendorong Interaksi
Sosial
1. Faktor Internal
a.
Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara
naluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan
lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang
akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan
untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
b.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan Dorongan untuk memenuhi
kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan,
saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
c.
Dorongan untuk mempertahankan hidup Dorongan untuk
mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti
ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang
buas.
d.
Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah,
manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi
untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis
manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan
berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
2.
Faktor Eksternal
a.
Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
b.
Identifikasi
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
c.
Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
d.
Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
e.
Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
f.
Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.[7]
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.[7]
F.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial yang pokok ada 3 yaitu :
1.
Kontak Sosial
Merupakan awal dari terjadinya
interaksi sosial dan masing-masing pihak saling berinteraksi meskipun tidak
saling bersentuhan secara fisik. Jadi kontak tidak harus selalu berkomunikasi.
Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa macam kontak sosial yaitu :
a)
Menurut cara yang dilakukan
Kontak langsung dan kontak tidak
langsung.
b)
Menurut proses terjadinya/tingkat hubungannya
Kontak primer dan kontak sekunder.
c)
Menurut sifat
Kontak positif dan kontak negatif.
2.
Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dan
penerimaan pesan dengan maksud untuk dapat dipahami. Proses komunikasi terjadi
pada saat kontak sosial berlangsung.
3.
Tindakan Sosial
Adalah tindakan yang mempengaruhi
individu yang mempengaruhi individu lain dalam masyarakat dan merupakan
tindakan bermakna yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan
keberadaan orang lain. Berdasarkan cara dan tujuan yang akan dilakukan, maka
tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
a)
Tindakan rasional instrumental
Adalah tindakan sosial yang
dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan
lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.
b)
Tindakan rasional berorientasi nilai
Merupakan tindakan yang begitu
memperhitungkan cara.
c)
Tindakan tradisional
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan
pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan
kebiasaan.
d)
Tindakan efektif
Tindakan efektif seringkali
dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan kesadaran penuh. Tindakan ini
muncul karena dorongan perasaan atau emosi dalam diri pelaku.
G.
Bentuk dan Sifat Interaksi Sosial
Dalam
proses interaksi sosial menghasilkan 2 bentuk yaitu proses sosial asosiatif dan
disosiatif.
1.
Proses/interaksi Sosial Asosiatif
Adalah proses sosial yang membawa ke
arah persatuan dan kerja sama. Proses ini disebut juga sebagai proses yang
positif. Beberapa proses sosial yang bersifat asosiatif adalah :
a)
Akulturasi (acculturation)
Merupakan proses sosial yang timbul
akibat suatu kebudayaan asing/kebudayaan lain tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan sendiri.
b)
Asimilasi
Proses asimilasi terjadi apabila
dalam masyarakat terdapat perbedaan kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada
proses saling menyesuaikan, ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.
c)
Kerja sama (cooperation)
Merupakan bentuk yang paling utama
dalam proses interaksi sosial karena interaksi sosial yang dilakukan oleh
seorang/kelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.
d)
Akomodasi
Sebagai proses usaha-usaha yang
dilakukan manusia untuk meredakan atau memecahkan konflik dalam rangka mencapai
kestabilan.
2.
Proses/interaksi sosial disosiatif
Merupakan
interaksi sosial yang membawa ke arah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi
sosial disosiatif yaitu :
a. Konflik Sosial/pertentangan
Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau
lebih, maupun kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
b.
Persaingan (competition)
Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai
keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat
perhatian umum, tanpa ancaman/kekerasan.
c.
Kontrovensi
Merupakan suatu proses sosial yang
posisinya berada diantara persaingan dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud
sikap tidak senang, baik secara terbuka/sembunyi-sembunyi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat kita simpulkan
bahwa:
1.
Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik antar individu, individu dengankelompok,
dan kelompok dengan kelompok dalam proses-proses sosial di masyarakat. Hubungan
timbal balik tersebut disertai dengan adanya kontak sosial dan komunikasi.
2.
Proses
interaksi sosial yang bertentuk kerjasama atau kooperatif (asosiatif) mempunyai
fungsi positif antara lain:
a. Proses pencapaian tujuan hidup individu atau kelompok
lebih mudah terwujud;
b. Mendorong terwujudnya pola kehidupan individu atau
kelompok secara integratif;
c. Setiap individu dapat meningkatkan kualitas beragam
peran sosial dalam kehidupan kelompok;
d. Mendorong terbangunnya sikap mental positif pada
setiap individu dalam proses-sproses
sosialnya; dan
e. Mendorong lahirnya beragam inovasi di berbagai bidang
menuju masyarakat madani
(masyarakat beradab).
3.
Faktor-faktor pendorong interaksi sosial
Faktor Internal
a.
Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara
naluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan
lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun
seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan
berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami
kepunahan.
b.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan Dorongan untuk memenuhi
kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan,
saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
c.
Dorongan untuk mempertahankan hidup Dorongan untuk
mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti
ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang
buas.
d.
Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah,
manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi
untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara
psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan
berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
Faktor Eksternal
a.
Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
b.
Identifikasi
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
c.
Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
d.
Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
e.
Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
f.
Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.
B.
Saran
Kita sebagai manusia biasa tidak akan bisa hidup tanpa
bantuan orang lain, dan jangan mempunyai anggapan bahwa kita tidak akan pernah
membutuhkan bantuan orang lain.
Oleh karena itu marilah kita sama – sama, bahu – membahu
dengan saling membantu antar sesama dalam menghadapi kehidupan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah.
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknolog,. Bandung : Yasindo
Multi Aspek. 2007.
Hermawan,
Ruswandi dan Kanda Rukandi. Perspektif Sosial Budaya, Bandung: UPI PRESS.
2007.
Hermawan,
Ruswandi dkk. Perkembangan Masyarakat dan Budaya, Bandung : UPI PRESS.
2006.
Kuswanto
dan Bambang Siswanto. Sosiolog, Solo: Tiga Serangkai. 2003.
Sugiyo.
2006. Psikologi Sosial, Semarang: Universitas Negeri Semarang. 2006.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan#Sistem_kekerabatan_dan_organisasi_sosial diakses tanggal 4 November 2014
http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/ diakses tanggal 4 November 2014
[2] Ridwan Effendi dan Elly Malihah, Pendidikan
Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, (Bandung: Yasindo Multi Aspek,
2007), hal. 14.
[4] Ruswandi Hermawan dan Kanda
Rukandi, Perspektif Sosial Budaya, (Bandung: UPI PRESS, 2007), hal. 56.
[6] Ruswandi Hermawan dkk, Perkembangan Masyarakat dan Budaya, (Bandung
: UPI PRESS, 2006), hal. 24.
[7] http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan#Sistem_kekerabatan_dan_organisasi_sosial diakses tanggal 4 November 2014