RESUME
P.P MODERN
DALAM ISLAM
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah P.P. Modern Dalam Islam
Program
Studi S1 PAI Semester VI STIT Muhammadiyah Wates
Dosen Pengampu :
Hanif Cahya Adi Kistoro, M.A
Disusun oleh :
AZIZ IMAM ARIFIN
NIM 11.01.1348
SEKOLAH
TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH WATES KULON PROGO
Jl.
Jambu 1,Wonosidi Lor,Wates,Kulon Progo D.I Yogyakarta
Kode
Pos :55661 Telp./fax.(0274) 775324 E-mail : stitm_wates@yahoo.com
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
MATERI
1. Latar
Belakang Lahirnya Pembaharuan................................ 1
2. Pembaharuan
di Turki........................................................... 2
3. Pembaharuan
di India Pakistan............................................. 3
4. Pembaharuan
di Jazirah Arab................................................ 4
5. Pembaharuan
di Mesir........................................................... 5
MATERI
1.
Latar
Belakang Lahirnya Pembaharuan
Kata yang lebih di kenal untuk pembaharuan adalah modernisasi. Kata
modernisasi lahir dari dunia barat, adanya sejak terkait dengan masalah agama.
Dalam masyarakat barat kata modernisasi mengandung pengertian pemikiran,
aliran, gerakan, dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat,
institusi-institusi lama dan sebagainya. Agar emua itu dapat disesuaikan dengan
pendapat-pendapat dan keadan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
Dalam usaha
pembaruan ala barat (sekulerisme), usaha pembaruan malah menjadi usaha
pendangkalan dan pemusnahan ajaran Islam. Sedangkan pembaruan dimaksud Islam
adalah kembali kepada ajaran Islam yang murni dengan tetap menjaga esensi dan
karakteristik ajaran Islam.
Periode
modern (1800 M dan seterusnya) adalah zaman kebangkitan bagi umat islam. Ketika
mesir jatuh ketangan barat (Perancis) serentak mengagetkan sekaligus
mengingatkan umat islam bahwa ada peradaban yang maju di barat sana (eropa) dan
merupakan ancaman bagi islam. Sehingga menimbulkan keharusan bagi raja-raja
islam dan pemuka-pemuka islam itu untuk melakukan pembaharuan dalam islam.
Dalam
kenyataanya (ironis memang) selain radiasi modernisasi yang kuat dari
luar, kekeroposan di dalam islam sendiri juga terjadi. Mengakibatkan
gerakan-gerakan perlunya pembaharuan dalam islam. Namun, dalam perjalanannya di
dalam islam terjadi perbedaan pandangan tentang bagaimana menyikapi dan
menindaklanjuti pembaharuan dan atau modernisasi dalam islam.
Hal
sedemikian itu menyebabkan munculnya istilah kaum medernis dan kaum
tradisionalis. Basis Islam tradisional dan legitimasi masyarakat kaum Muslim
perlahan-lahan berubah sejalan dengan makin disekularkannya ideologi, hukum dan
lembaga-lembaga negara. Secara kasat mata terjadi dua sudut pandang yang
berbeda, lambat laun terlihat adanya benang merah yang bisa ditarik (muncul
titik temu) dari dua pandangan tersebut yang bisa ditarik (tentunya masih
menyisakan pandangan yang berbeda pula),Yaitu, yang dimaksud dengan pembaharuan
dalam islam, bukan mengubah Al-quran dan Al-hadis, tetapi justru kembali kepada
Al-quran dan Al-hadis, sebagai sumber ajaran islam yang utama. Dengan
pengamalan-pengamalan yang murni tanpa terkontaminasi paham-paham yang
bertentangan dengan Al-quran dan Al-hadis itu sendiri.
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuiakan paham keagamaan
Islam dengan perkembangan dan yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
terknologi odern. Dengan demikian pembaharuan dalam Islam ukan berarti
mengubah, mengurangi atau menambahi teks Al-Quran maupun Hadits, melainkan
hanya menyesuaikan paham atas keduanya.
Adapun yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan Islam
adalah:
Pertama, paham tauhid
yang dianut kaum muslimin telah bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan yang
dipengaruhi oleh tarekat-tarekat, pemujaan terhadap orang-orang yang suci dan
hal lain yang membawa kepada kekufuran.
Kedua, sifat jumud
membuat umat Islam berhenti berfikir dan berusaha, umat Islam maju di zaman
klasik karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena itu selama umat
Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak
mungkin mengalami kemajuan, untuk itu perlu adanya pembaharuan yang berusaha
memberantas kejumudan.
Ketiga, umat Islam
selalu berpecah belah, maka umat Islam tidaklah akan mengalami kemajuan.
Keempat, hasil dari
kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat.
2.
Pembaharuan
di Turki
Bangsa Turki adalah bangsa yang pemberani dan disiplinnya sangat
tinggi, bangsa campuran dari bangsa Mongol dan bangsa lainnya di Asia Tengah
ini. Sebelum mereka masuk Islam, mereka memeluk agama Majusi, Budha atau agama
besar lainnya.
Pemabaharua-pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II
merupakan landasan atau dasar bagi pemikiran dan usaha pembaharuan selanjutnya,
antara lain : pembaharuan tanzimat, pembaharuan di kerajaan usmani abad ke-19
dan Turki abad ke-20. Dimana tanzimat yang dimaksudkan adalah suatu usaha
pembaharuan yang mengatur dan menyusun serta memperbaiki struktur organisasi
pemerintahan tetapi tanzimat ini belum berhasil seperti yang diharapkan oleh
tokoh-tokoh penting tanzimat, yaitu Mustafa Rasyid Pasya, Mustafa Sami, Mehmed
Sadek, Rif’at Pasya dan Ali Pasya.
Kemudian dilanjutkan dengan pembaharuan Usmani Muda, dimana
usaha-usaha pembaharuannya adalah untuk mengubah pemerintahan dengan sistem
konstitusional tidak dengan kekuasaan absolut setelah dibubarkannya parlemen
dan dihancurkannya usmani muda dilanjutkan dengan pembaharuan turki muda.
3.
Pembaharuan
di India Pakista
Gerakan
pembaharuan dilatarbelakangi oleh faktor kesenjangan perlakuan Inggris terhadap
umat Hindu dan umat Islam dalam sistem pemerintahan, serta kesemenah-menahan
Inggris terhadap rakyat. Penguasaan Inggris pada mulanya seiring dengan kultur
masyarakat disana. Namun, pada tahun 1830-an kalangan misionaris Inggris
menjadi semakin aktif, dan para pejabatan Inggris mulai menindas praktik
keagamaan baik agama Islam maupun agama Hindu, dan mereka sering menjatuhkan
hukuman secara kejam.
Sejak
awal abad XVIII kekuasaan Islam Mongol yang berpusat di Delhi semakin merosot.
Lemahnya kemampuan serta kewibawaan sultan tidak dapat mengahalangi kehendak
para amir akan melepaskan diri dan berkuasa penuh di wilayah mereka. Selain itu
kaum Brahmana mulai bergerak ingin membangun kembali kerajaan Hindu. Rakyat
Maratha yang sebelumnya telah berulangkali memberontak dan bergerilya, akhirnya
berhasil membebaskan diri dan mendirikan kerajaan Hindu yang merdeka di India
Barat. Demikian pula golongan Sikh memenangkan pemberontakannya.
Bangsa
Inggris semenjak permulaan abad XVII telah datang sebagai pedagang dengan
angkatannya yang bernama “The East India Company.” Mengetahui
pertentangan-pertentangan antara sesama wilayah bawahan kesultanan Islam di
satu pihak, dan antara Kesultanan Islam dan bekas kerajaan Hindu sebagai
taklukannya di pihak lain, akhirnya bangsa Inggris melaksanakan politik mengail
di air keruh. Selera mereka tumbuh hendak menguasai wilayah, terutama di
sekitar pabrik-pabrik yang telah mereka dirikan.
Dengan
politik adu domba yang lihai, mereka berhasil. Madras dikuasai pada tahun 1639.
Kota Bombay tahun 1660 jatuh pula ke tangan mereka. Demikianlah selanjutnya
dengan kekuatan bedil, politik adu-domba dan senjata uang, dilumpuhkannya
kekuasaan hakiki kesultanan Islam Mongol. Walupun sesekali memberontak, tetapi
tetap bisa dikalahakan oleh Inggris. Hal yang sama diderita pula oleh raja-raja
Hindu, seperti kerajaan Maratha, yang mencoba melawan Inggris pada tahun
1817-1818.
Terjadi
kesenjangan antara Islam dan Hindu dan kesemenah-manahan Inggris terhadap
masyarakat memunculkan gerakan pembaharuan dari umat Islam diantaranya gerakan
mujahidin dan lahirlah tokoh-tokoh pembaharuan seperti: Abdul Azis (1746-1823),
Sayid Ahmad Syahid (1786-1831), Sayid Ahmad Khan (1817-1898), Syeh ahmad
sirhindi dan Imam Waliyullah dimana secara umum mereka meyuarakan persamaan
derajat antara umat muslim dan umat hindu di dalam pemerintahan kolonial
Inggris.
Tokoh-tokoh pembaharuan di India atau Pakistan
a.
Abdul Azis (1746-1823)
b.
Sayid Ahmad Syahid (1786-1831)
c.
Sayid Ahmad Khan (1817-1898)
d.
Syeh ahmad sirhindi
e.
Imam Waliyullah
4.
Pembaharuan
di Jazirah Arab
Penelusuran sejarah
perkembangan Islam di Arab Saudi, tidak terlepas dari sejarah perkembangan
Islam sejak masa Nabi saw, dan masa-masa kekhalifahan sesudahnya, sampai
memasuki masa pemerintahan Sa’udiyyun. Kemudian terbentuklah negara Arab Saudi yang
diproklamirkan oleh Abd. Aziz ibn Abd. Rahman al-Sa’ud pada tahun 1932.
Perkembangan Islam di Arab Saudi sejak
diproklamirkan sebagai sebuah negara dengan sistem kerajaan, ditandai dengan
berkembangnya paham Islam Wahhabiah yang diperlopori oleh Muhammad ibn Abd al-Wahha>b. Wahhabiah ini meluas dan semakin eksis di
Arab Saudi terutama pada pertengahan abad ke-19 sampai abad ke-20, dan pola
perkembangannya berdasar pada top down.
Sejalan dengan perkembangan paham Wahhabiah, perkembangan Islam dari segi
kelembagaan dan pendidikan juga cukup siginifikan di Arab Saudi.
Memasuki era kontemporer, Rezim Sa’udiyah
tetap berkuasa dan populasi umat Islam kian meningkat dari masa ke masa.
Tercatat bahwa kependudukan muslim Arab Saudi mencapai 99% untuk tidak
mengatakan bahwa semuanya beragama Islam. Aliran mazhab yang dominan mereka
anut adalah Sunni dengan paham Wahhabiah, di samping itu ada juga Syī’ah dengan
populasi yang sangat sedikit, tetapi tetap memberi andil dalam sejarah
perkembangan Islam di Arab Saudi.
Faktor lain yang menyebabkan Islam dapat berkembang di Arab Saudi di
samping karena adanya faktor kesejarahan sebagai basis umat Islam sejak masa
Nabi saw, juga karena Arab Saudi menjadi terminal berbagai informasi pembaruan
dan perkembangan Islam di negara-negara lain, termasuk corak pembaruan dan
perkembangan Islam di Indonesia, ada kaitannya dengan Arab Saudi sebagai tempat
belajar para ulama Indonesia di masa lalu, dan masa sekarang.
5.
Pembaharuan
di Mesir
A.
PEMBAHARUAN MUHAMMAD IBNU ABDUL
WAHAB
Muhammad
bin Abdul Wahab ibn Sulaiman ibn Ali bin Muhammad ibn Rasyid ibn Bari ibn
Musyarif ibn Umar ibn Muanad Rais ibn Zhahir ibn Ali Ulwi ibn Wahib, lahir pada
tahun 1703 dan meninggal pada tahun 1787 M. di Uyainah, daerah Nejeb Saudi
Arabia . Ia seorang pembaharu di Arabia , pengikut paham Ibnu Taimiyah dan
bermazhab Hambali. Pelajaran agama sangat digemarinya, sejak kecil ia telah
belajar ilmu agama pada ayahnya seorang Qadhi di Uyainah. Dengan kecerdasannya,
dalam usia 10 tahun ia hafal Al-Qur’an.
Pemikiran-pemikiran
Muhammad ibnu Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran
pembaharuan di abad kesembilan belas adalah sebagai berikut:
1) Hanya Al-Qur’an dan Haditslah yang
merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama tidak merupakan
sumber.
2) Taklid kepada ulama tidak
dibenarkan.
3) Pintu ijtihad terbuka dan tidak
tertutup.
B.
PEMBAHARUAN MUHAMMAD ALI PASYA
Muhammad
Ali, adalah seorang keturunan Turki yang lahir di Kawalla, Yunani, pada tahun
1765, dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. orang tuanya bekerja sebagai
seorang penjual rokok dan dari kecil Muhammad Ali telah harus bekerja. Ia tak
memperoleh kesempatan untuk masuk sekolah dengan demikian dia tidak pandai
menulis maupun membaca, meskipun ia tak pandai membaca atau menulis, namun ia
adalah seorang anak yang cerdas dan pemberani, hal itu terlihat dalam karirnya
baik dalam bidang militer ataupun sipil yang selalu sukses.
Muhammad
Ali menyadari bahwa bangsa mesir sangat jauh ketinggalan dengan dunia Barat,
karenanya hubungan dengan dunia Barat perlu diperbaiki seperti Perancis, Itali,
Inggris dan Austria . Menurut catatan antara tahun 1813-1849 ia mengirim 311
pelajar Mesir ke Itali, Perancis, Inggris dan Austria . Selain itu dipentingkan
pula ilmu Administrasi Negara, akan tetapi system politik Eropa tidak menarik
perhatian Muhammad Ali.
Sepintas pembaharuan yang dilakukan
oleh Muhammad Ali hanya bersifat keduniaan saja, namun dengan terangkatnya
kehidupan dunia ummat Islam sekaligus terangkat pula derajat keagamaannya.
Pembaharuan yang dilaksanakan oleh Muhammad Ali merupakan landasan pemikiran
dan pembaharuan selanjutnya. Pembaharuan Muhammad Ali dilanjutkan oleh tahtawi,
Jalaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan murid-murid Muhammad
Abduh lainnya.
C.
PEMBAHARUAN AL-TAHTAWI
Al-Tahtawi
adalah Rifa’ah Badawi Rafi’I, Al-tahtawi lahir pada tahun 1801 M. di Tanta
(Mesir Selatan), dan meninggal di Kairo pada tahun 1873. Dia adalah seorang
pembawa pemikiran pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama
dari abad ke-19 di Mesir. Dalam gerakan pembaharuan Muhammad Ali Pasya, al-
Tahtawi turut memainkan peranan. Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh
kekayaan di Mesir harta orang tua al-Tahtawi termasuk dalam kekayaan yang
dikuasai itu. Ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari keluarga
ibunya. Ketika berumur 16 tahun, ia pergi ke Kairo untuk belajar di Al-Azhar.
Setelah lima tahun menuntut ilmu ia selesai dari studinya di Al-Azhar pada
tahun 1822.
Dalam hal
agama dan peranan ulama, al-Tahtawi menghendaki agar para ulama selalu
mengikuti perkembangan dunia modern dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan
modern.
Diantara hasil-hasil karyanya yang
terpenting adalah:
1) Takhlisul Abriiz Ila Takhrisu
Bariiz.
2) Manahijul Bab Al-Mishriyah fi
Manahijil Adab al-Ashriyah.
3) Al-Mursyid al-amin lil banaat wal
banien.
4) Al-Qaulus sadid fiijtihadi wat
taliid.
5) Anwar taufiq al-jalil fi akhbari mishra
wa tautsiq bani Isra’il.
D. PEMBAHARUAN JAMALUDDIN AL-AFGHANI
Jamaludin
al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan yang tempat tinggal dan
aktifitasnya berpindah-pindah dari satu negara ke negara Islam lainya pengaruh
terbesar yang ditinggalkannya adalah di Mesir, oleh karena itu uraian mengenai
pemikiran dan aktivitasnya dimasukkan kedalam bagian tentang pembaharuan di
dunia Arab. Jamaludin al-Afghani lahir di Afghanistan pada tahun 1839 M. dan
meninggal dunia pada tahun 1897 M. Dalam silsilah keturunannya al-afghani
adalah keturunan Nabi melalui Sayyidina Ali ra. Ketika baru berusia duapuluh
dua tahun ia telah menjadi pembantu bagi pangeran Dost Muhammad Khan di
Afghanistan. Di tahun 1864 ia menjadi penasehat Sher Ali Khan. Beberapa tahun
kemudian ia diangkat oleh Muhammad A’zam Khan menjadi Perdana Menteri.
Pan
Islamisme bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tetapi
mereka harus mempunyai satu pandangan bersatu dalam kerja sama. Persatuan dan
kerja sama merupakan sendi yang amat penting dalam Islam.
E.
PEMBAHARUAN SYEKH MUHAMMAD ABDUH
Muhammad
Abduh lahir di desa Mahillah di Mesir Hilir, ibu bapaknya adalah orang biasa
yang tidak mementingkan tanggal dan tempat lahir anak-anaknya. Ia lahir pada
tahun 1849, tetapi ada yang mengatakan bahwa ia lahir sebelum tahun itu, tetapi
sekitar tahun 1845 dan beliau wafat pada tahun 1905. Ayahnya bernama Abduh ibn
Hasan Khairillah, silsilah keturunan dengan bangsa Turki, dan ibunya mempunyai
keturunan dengan Umar bin Khatab, khalifah kedua (khulafaurrasyidin).
Menurut
Muhammad Abduh bahasa Arab perlu dihidupkan dan untuk itu metodenya perlu
diperbaiki dan ini ada kaitannya dengan metode pendidikan. System menghafal
diluar kepala perlu diganti dengan system penguasaan dan penghayatan materi
yang dipelajari.
F. PEMBAHARUAN RASYID RIDHA
Rasyid
Ridha adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia lahir pada tahun 1865 di
Al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari kota Tripoli
(Suria). Ia berasal dari keturunan al-Husain, cucu Nabi Muhammad SAW. Oleh
karena itu ia memakai gelar Al-sayyid depan namanya. Semasa kecil ia dimasukkan
ke madrasah tradisional di Al-Qalamun untuk belajar menulis, berhitung dan
membaca Al-Qur’an di tahun 1882, ia melanjutkan pelajaran di Al-Madrasah
al-Wataniah Al-Islamiah (Sekolah Nasional Islam) di Tripoli.
Muhammad
Abduh lebih luas pergaulannya,disamping itu penguasaan bahasa asing lebih
menguasai dibanding Rasyid Ridha. Perbedaan antara guru dan murid tersebut
sangat terlihat, misalnya dalam hal paham-paham teologi dan jujga dalam Tafsir
al-Manar, ketika murid memberi komentar terhadap uraian guru. Sedangkan dalam
masalah teologi, Muhammad Abduh menafsirkan ayat-ayat Mutajassimah secara
filosofis rasional, sedangkan Rasyid Ridha menafsirkan apa adanya ia tidak
mentakwil, Rasyid Ridha sebagai ulama yang selalu menambah ilmu pengetahuan dan
selalu berjuang selama hayatnya, ia meninggal pada tanggal 23 jumadil ula 1354/
22 agustus 1935, ia meninggal dunia dengan aman sambil memegang Al-Qur’an
ditangannya.
G.
PEMBAHARUAN QASYIM AMIN
Qasyim
Amin lahir dipinggiran kota Kairo pada tahun 1863, ayahnya keturunan Qurdi,
tetapi menetap di Mesir, ia belajar hukum di Mesir kemudian melanjutkan ke
Perancis sebagai mahasiswa tugas belajar dari pemerintah untuk memperdalam ilmu
hukum, setelah selesai dan pulang ke Mesir ia bekerja pada pengadilan Mesir.
Dalam hal pembaharuan di masyarakat ia lebih mengutamakan dalam hal memperbaiki
nasib wanita.
Ide inilah
yang kemudian dikupas Qasyim Amin dalam bukunya tahrir al-mar’ah (“emansipasi
wanita”). Wanita yang terbelakang dan jumlahnya sekitar seperdua dari jumlah
penduduk Mesir, merupakan hambatan dalam pelaksanaan pembaharuan, karena itu
kebebasan dan pendidikan wanita perlu mendapat perhatian. Ide Qasyim Amin yang
banyak menimbulkan reaksi di zamannya ialah pendapat bahwa penutupan wajah
wanita bukanlah ajaran Islam.
Tidak
terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist adalah ajaran yang mengatakan bahwa wajah
wanita murupakan aurat dan oleh karena itu harus ditutup. Penutupan wajah
adalah kebiasaan yang kemudian dianggap sebagai ajaran Islam.
Dan karena
kritik dan protes terhadap ide inilah Qasyim Amin melihat bahwa ia perlu
memberi jawaban yang keluar dalam bentuk buku bernama al-mar’ah al-jadilah
(“wanita modern”). Ide-ide ini, tentu ada yang setuju dan ada pula yang tidak
setuju, tapi sekarang ini usaha itu sudah dapat dirasakan hasilnya.
6.
Pembaharuan
di Indonesia
A. Kaum Paderi
Paderi
adalah sebuah nama didaerah padang. Yang mana didaerah inilah awal mulanya
diterapkannya gerakan puritanisme di Indonesia. Gerakan puritanisme adalah
sebuah gerakan pemurnian ajaran islam yang telah terpengaruh atau telah
tercemari oleh ajaran-ajaran yang datang dari luar Islam. Gerakan ini pertama
kali di plopori oleh Muhammad ibn Abdul Wahab, di Nejd. Berkat bantuan penguasa
keluarga su`ud faham ini berkembang pesat diwilayah jazirah Arabia, bahkan
sempat menggoyahkan pemerintah kerajaan Turki Usmani.
Gerakan
puritanisme ini dibawa masuk kewilayah Indonesia oleh tiga orang kaum muda
paderi yang baru pulang kembali dari tanah suci selepas melaksanakan ibadah
haji, mereka itu adalah Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji Piobang pada tahun
1803 Masehi.
Mereka
kemudian membentuk kelompok yang terkenal dengan kelompok Harimau Nan Salapan
atau kaum muda Paderi mereka mengadakan penentangan terhadap praktek kehidupan
beragama masyarakat Minang Kabau, yang telah terpengaruh oleh unsur-unsur
tahayul, bid’ah, dan kurafat. Masyarakatnya sudah menyimpang jauh dari tradisi
keagamaan yang telah ada. Perjudian, penyabungan ayam, dan sebagainya adalah
contoh dari sebagian kecil perbuatan mereka yang waktu telah merupakan
perbuatan atau suatu hal yang biasa.oleh karena itu, kedatangan tiga orang Haji
ini, yang kemudian bersekutu dengan tuanku Nan Renceh dan tuanku Imam Bonjol,
melakukan gerakan kemurnian ajaran Islam. Karena aktifitas mereka dianggap
cukup membahayakan keberadaan kaum tua atau kaum adat paderi, maka kaum tua
meminta bantuan Belanda pada tahun 1821-1937 M terjadilah perang paderi. Dalam
pertempuran yang tidak seimbang itu kaum Ulama mengalami kekalahan.
Para
Ulama giat mengadakan ceramah-ceramah, pengajian, mendirikan madrasah dan
Pondok Pesantern yang diberi nama Sumatera Thawalib. Pengaruh gerakan ini lalu
meluas keseluruh tanah air yang diikuti dengan bermunculannya berbagai
organisasi Islam pada zaman pergerakan nasional di Indonesia pada abad ke-20 Masehi.
B. Al-Irsyad
Jika
ditelusuri awal mulanya, munculnya Al-Irsyad dilatarbelakangi oleh terjadinya
pertentangan dalam Jami’at Al-Khair, terkait persoalan konsep kafa’ah dalam
pernikahan. Yakni, apakah mereka yang memiliki gelar sayyid boleh menikah dengan
rakyat biasa atau tidak? Bagi masyarakat arab modernis, perkawinan semacam itu
sah, akan tetapi menurut kaum tradisionalis, pernikahan itu dianggap tidak sah,
karena salah satu syarat sahnya perkawinan adalah adanya kafa’ah antara kedua
mempelai. Kalau syarat kafa’ah ini tidak terpenuhi maka perkawinan dianggap
batal atau tidak sah.
Dari
negara Sudan, Ahmad Surkati datang dengan membawa ”gagasan rasional”. Gagasan
itulah yang kemudian memberi kontribusi besar bagi lahirnya Al-Irsyad
Al-Islamiyyah, sebuah gerakan pembaharuan untuk memperbaiki pemahaman
keberagaman muslim Indonesia.Deliar Noor menyatakan, seperti halnya seperti
Modernis muslim Indonesia yang lain. Pemikiran-pemikiran yang berkembang di
Al-Irsyad banyak dipengaruhi oleh pemikiran Puritanisme yang berkembang di
Timur Tengah, yang diplopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab (dengan gerakan
Wahabinya), pemikiran tersebut secara intensif masuki Indonesia pada awal abad
ke-20, melalui kontak personal antara masyarakat Arab di Indonesia dengan
mereka yang berada di Timur Tengah, juga melaui penerbitan-penerbitan majalah,
seperti majalah Al-Manar dan lain-lainnya.
C. Jami’atul Khair
Setiap
dari mereka gerakan Modernisme Islam termasuk organisasi islam yang
beranggoatakan keturunan Arab memiliki karakter gerakan yang berbeda-beda. Ada
gerakan Islam yang menekankan pada aspek ekonomi dan politik, ada yang
menekankan pada upaya pemurnian ajaran Islam, serta ada yang menekankan pada
uapaya pemurnian ajaran Islam, serta ada yang menekankan pada aspek pembaharuan
pendidikan Islam.
Contoh
gerakan Moderenisme Islam yang berdiri pada awal abad ke-20 adalah Jami’atul
khair, sebuah organisasi Islam, yang mana organisasi ini sebagai tempat para
Ulama dan aktivis berjuang dan memperjuangkan pembaharuan dalam segala aspek. Jami’atu
khair juga sebagai organisasi Islam pertama di Indonesia yang dikelola dengan
system (managemen) keorganisasian modern, Jami’atu khairmemliki anggaran dasar,
anggaran rumah tangga, buku anggota notulensi rapat, iuran anggota dan lembaga
control anggota melalui rapat tahunan, dan lain sebagainya. Konon, lembaga ini
telah diusahakan berdirinya sejak tahun 1901.pemrakarsanya adalah golongan
terpelajar dari kalangan muslim Indonesia keturunan Arab, dari keluarga shihab
dan Yahya. Klan Shihab dan Yahya dikalangan Alawiyyin termasuk dalam
stratifikasi sosial kelas rendah.
Dalam
proses pendiriannya, Jami’atul khair mengalami banyak hambatan . berulangkali
permohonan izin pengesahan diajukan kepada Gubernur Jendral W.Rooseboom, namun
selalu ditolak. Penyebabnya tidak jelas pada tahun 1903 misalnya,permohonan
izin diajukan, namun ditolak. Kemudian untuk meyakinkan pemerintah colonial
Belanda, surat permohonan dikirim berulang kali dengan mencantumkan nama
pemohonan yang berbeda, yaitu Said bin Ahmad Basandid dan Muhammad bin
Abdurrahman Al-Masyhur.
Setelah
lama menunggu, akhirnya izin pendirian Jami’atul khair dikeluarkan pada tanggal
17 Juni 1905, setelah permohonan disetujui oleh Gubernur Jendral J.V.Van
Heutsz. Izin pendirian Jami’atul khair keluar disertai catatan dari pemerintah,
bahwa Jami’atul khair tidak boleh mendirikan cabang diluar Jakarta.
Pengurus
Jami’atul khair angkatan pertama terdiri dari Said bin Ahmad Basandid sebagai
ketua, Muhammad bin Abdullah bin Shihab sebagai wakil ketua, Muhammad Al-Fakhir
bin Abdurrahman masyhur sebagai sekretaris, dan Idrus bin Ahmad bin Shihab
sebagai bendahara, setahun kemudian pengurus Jami’atul khair dirubah dan
tersusun pegurus baru dengan Idrus Bin Abdullah Al-Masyhur sebagai ketua ,
Salim bin Ahmad Balwel sebagai wakil ketua, Muhammad Al-Fakhir bin Abdurrahmnan
Al-Masyhur sebagai sekretaris, dan Idrus bin Ahmad bin Shihab sebagai
bendahara.
Jami’atul
khair semula mencantumkan tujuannya untuk menolong orang-orang Arab yang
tinggal di Jakarta pada saat kemetian dan pesta perkawinan. Organisasi ini
kemudian mendirikan sekolah pertama di Pekojan Jakarta. Beberapa tahun setelah
itu, dibuka pula sekolah-sekolah di Krukut, Tanah Abang dan Bogor, pada bulan
Rabiul Awal 1329 H, atau bulan Maret 1911 M.
Datanglah
pengajar dari Makkah yang ditujukan untuk memperkuat staf penagajar pada
sekolah-sekolah Jami’atul khair mereka adalah Syaikh Ahmad Surkati Al-Anshari
ditempatkan disekolah Jami’atul khair di Pekojan dan sekaligus sebagai pemilik
sekolah-sekolah Jami’atul khair lainnya.Syaikh Ahmad Tayyib Al-Maghribi
ditempatkan disekolah Krukut dan syaikh Muhammad Abdul Hamid Al-Sudani
ditempatkan di sekolah Jami’atul khair di Bogor.
Kemudian
atas jasa seorang staf pimpinan Jami’atul khair, Abdullah Al-Attas, didatangkan
pula seorang pengajar asak Tunis dan lulusan kulliyyah Azzaitun, yaitu Muhammad
Al-Hasyimi, kemudian ditempat disekolah Jami’atul khair di Tanah Abang.
Muhammad
Al-Hasyimi adalah seorang berkebangsaan Tunis yang pernah ikut memberontak
melawan pemerintah Prancis, ia dikenal sebagai guru olahraga dan memiliki
berbagai pengetahuan keterampilan, seperti memasak, membuat sabun dan lain
sebagainya. Dialah yang pertama kali yang mengenalkan gerakan kepanduan
dikalangan umat Islam Indonesia. dengan demikian ia mestinya disebut sebagai
“bapak kepanduan Islam Indonesia”.
Dalam
perkembangan berikutnya, Abdullah Al-Atas mengalami perselisihan dengan
pengurus Jami’atul khair. Karena perselisihan itu dia memutuskan untuk
meninggalkan Jami’atul khair, dan mendirikan Al-Atas school pada tahun
1912.langkah Abdullah Al-Atas ini diikuti oleh Al-Hasyimi dengan cara
meninggalkan Jami’atul khair dan bergabung dengan Al-Atas Schcool. Namun ketika
Al-Irsyad berdiri, dia meninggalkan Al-Atas school dan bergabung dengan
Al-Irsyad serta menjadi guru pada sekolah Al-Irsyad.
Dua
tahun kamudian, atas jasa Ahmad Surkati, didatangkan empat orang pengajar lagi,
yaitu syaikh Ahmad Al-Aqib Assudani. Ditempatkan di sekolah Al-Khairyyah di
Surabaya, syaikh Abul Fadhel Muhammad Assati Al-Anshari, saudara kandung Ahmad
Surkati ditempatkan disekolah Jami’atul khair di Tanah Abang, syaikh Muhammad
Nur Muhammad Khair An-Anshari ditempat disekolah Jami’atul khair di Pekojan dan
Jami’atul khair di Krukut. Dalam perkembangan selanjutnya Syaikh Hasan Hamid Al-Anshari
dipindahkan ke Bogor karena syaikh Muhammad Abdul Hamid Assudani kembali ke
Negerinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar